Anemia Defisiensi Besi
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar sel darah merah atau hemoglobin (Hb) di bawah normal. Sedangkan Anemia Defisiensi Besi merupakan anemia yg disebabkan kurangnya zat besi untuk sintesis hemoglobin.
Berdasarkan hasil penelitian oleh beberapa lembaga kesehatan di Indonesia, prevelensi anemia pada wanita hamil 50-70% dan balita 30-40%.
Berdasarkan hasil penelitian oleh beberapa lembaga kesehatan di Indonesia, prevelensi anemia pada wanita hamil 50-70% dan balita 30-40%.
Pada balita, Anemia Defisiensi Besi akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan serta mempengaruhi fungsi tubuh secara normal. Balita akan mudah terserang penyakit karena penurunan daya tahan tubuh.
Berikut ini batasan normal kadar hemoglobin :
Berikut ini batasan normal kadar hemoglobin :
kelompok
|
Umur
|
Hemoglobin(Hb)
|
Anak
|
6 bulan s/d 6 tahun
6 tahun s/d 14 tahun
|
11
12
|
Dewasa
|
Laki-laki
Wanita
Wanita Hamil
|
13
12
11
|
Sumber WHO
Penyebab
Menurut penelitian di negara berkembang, bayi yang lahir dari ibu penderita anemia kemungkinan akan menderita Anemia Defisiensi Besi, berat badan lebih rendah, premature dan meningkatnya mortalitas (Acedemi of Sciences 1990).
Penyebab Anemia Defisiensi Besi pada balita adalah:
- Balita kurang mendapat sumber besi pada makanannya. Pola makan sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang kurang beragam.
- Cadangan zat besi waktu lahir tidak cukup karena berat lahir rendah, lahir premature, kembar,ibu waktu mengandung menderita anemia dan pada masa fetus kehilangan darah saat atau sebelum persalinan.
- Balita mengalami pertumbuhan cepat.
- Absorsi kurang karena diare menahun, sindrom maladsorbsi, dan kelainan saluran pencernaan.
- Adanya infeksi menahun dan kehilangan darah.
- Infeksi parasit seperti cacing tambang.
Gejala
Balita yang menderita anemia defisiensi besi akan terlihat pucat, lesu, dan tidak bergairah. Jika tidak segera diatasi, balita tersebut akan mengalami ganguan tumbuh kembang seperti gangguan nafsu makan, kuku seperti sendok, dan ganguan belajar. Tranfusi darah tidak rutin diberikan pada balita dengan anemia defisiensi besi, kecuali dia mengalami keadaan yang berat atau kadar Hbnya sangat rendah.
Pengobatan
anemia defisiensi besi, yang utama adalah pemberian obat yang mengandung zat besi dan makanan yang banyak mengandung zat besi. Seperti, daging berwarna merah dan hati ayam. Periksa kembali darah balita. Jika ternyata Hb-nya sangat rendah, mungkin memang perlu tranfusi darah.
Sumber : ayahbunda.com
Komentar
Posting Komentar